Tergurat garis indah dalam rangkaian rencana
Dimana kedua orang tua berharap untuk bahagia
Untuk apa berfoya-foya bila yang ditinggalkan hanyalah busuknya raga?
Bila matipun aku tak akan bernyawa
Senyum-mu yang manis ingin selalu ku lukis
Ku mohon Ibu tercinta janganlah engkau menangis
Hidup ini memanglah miris
Tapi yakinlah do'a-mu untuk-ku tak akan pernah tertepis
Bila cita dan cinta-ku tak sanggup ku raih
Percayalah Tuhan mempunyai rencana yang lebih indah
Mungkin kami tak akan sebahagia di Nirwana
Tapi aku akan mewarnai hidup-mu semanis janji-ku yang selalu ku ucapkan dalam do'a
Telapak kaki-mu bapak, begitu tebal dan kebal menginjak bumi mengejar matahari
Dinda tahu bahwa suasana mewah dunia telah menusuk rusuk-mu hingga jantung dan hati-mu
Tak kala dunia mulai membusuk
Engkau masih saja tertatih bersama telapak kaki yang begitu perih
Dan kadang asa-mu tak bersahabat
Saat sayap-sayap-mu tersapu oleh debu asap jalanan
Engkau tak pernah berkeluh
Hanya lurus terus dan terus mengurus
Telah ku janjikan surga di hati-ku untuk-mu
Raut wajah lelah-mu membuat-ku ingin membelikan-mu dunia berserta isinya, namun itulah sebuah kemustahilan.
Dan aku janjikan lapang hati-ku untuk mendengarkan segala isi nasehat baik-mu, agar aku selalu menjadi wanita terbaik semasa hidup-ku...